Minggu, 07 Agustus 2011

Dua Penopang Manusia

~kaki kanan dan kiri adalah dua hal yang menopang berjalannya kita. apa jadinya jika salah satunya rusak atau patah? dapatkah kita berjalan dengan pantas?

~ roda depan dan roda belakang adalah dua hal yang menopang lajunya kendaraan. apa jadinya jika salah satunya rusak atau tiada? dapatkah berlaju dengan nyaman?

~sayap kanan dan sayap kiri adalah dua hal yang menopang terbangnya seeokor burung. apa jadinya jika salah satunya rusak atau hilang. bisakah ia terbang dengan kuat?

~puasa dan Al-Quran adalah dua hal yang dapat menopang seorang hamba. (HR. Ibnu Umar) apa jadinya jika salah satunya rusak atau tertinggalkan? Bisakah si hamba berjalan dengan pantas sebagaimana kita? Bisakah berlaju dengan nyaman sebagaimana roda kendaraan? Terbang dengan kuat sebagaimana seeokor burung?

~kita adalah hamba itu. Hamba yang dibulan ramadan ini tak akan bisa menuju hadirat Allah tanpa dua penopang tadi? apa jadinya jika kita puasa, tapi tanpa baca Quran? Atau baca Quran tapi puasanya rusak? Ah,... mari jangan ada yang rusak dari keduanya. Apalagi hilang. Mari puasa, Mari baca Al-Quran. BISMILLAH

Muslim Yang Beraroma

"Perumpamaan orang Mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah, aromanya harum dan manis rasanya. Dan Perumpamaan orang Mukmin yang tidak membaca Al-Quran seperti buah korma, rasanya manis tapi sayang tidak beraroma". (HR. Bukhari dan Muslim)
Jangankan manusia, ruangan saja jika beraroma harum akan mempunyai pengaruh besar bagi kenyamanan fisik dan jiwa kita. Harum pada manusia adalah kiasan yang juga mempunyai pengaruh sama, yakni menyamankan lingkungan sekitar ia hidup. Bukan hanya dia yang hidup nyaman, tapi ia juga menyamankan yang lain. Mungkin inilah maksud Nabi membuat metafor diatas. Yang jelas telah menjadi kesepakatan umum bahwa aroma yang harum memang menjadi ketertarikan tersendiri serta nilai tambah yang tak dapat disangkal lagi. Perlu banyak renungan untuk mengupas hadist diatas guna mengupas diri kita sendiri. Masuk kriteria yang manakah diri kita????????? Apakah kita sudah menjadi mukmin 'beraroma' yang nyaman dan menyamankan orang lain minimal dilingkungan kita bertempat? Ataukah hanya hidup sekedar hidup, tak mempunyai 'keharuman' hidup untuk diri dan orang lain?
ah,.. Siapapun kita, harapan kita adalah seperti yang pertama. Amin. Karenanya wujudkan harapan itu, mulailah dengan membiasakan rutin baca Al-Quran di bulan Ramadhan tahun ini. bukankah belum tentu tahun depan kita jumpai ramadan lagi? jadi, gunakan untuk harapan mulia diatas. Mari jadi muslim yang beraroma Mari baca Al-Quran

Doa Mustajab

Barang siapa membaca Al-Quran maka baginya doa mustajab (HR. Baihaqi)

Begitu kata Muhammad saw yang tidak pernah sedikit pun membual janji. Visualisasikan doa mustajab berupa koin. Sehigga semakin banyak Anda membaca kalimat-kalimat Allah semakin banyak pula koin doa mustajab yang Anda miliki. Dan semakin banyak Anda mengoleksi, tentu tiap doa Anda semakin dekat dengan keterkabulan . Subhanallah. Yakinkan diri Anda untuk terus mengulang-ulang bacaan maka Anda pasti punya nilai tambah dimata Allah. Apalagi Anda yang sedang punya hajat atau kemauan dihadapan Allah, samakin Anda banyak membaca Al-Quran, samakin doa atau kemauan Anda akan terkabul. Apapun itu, baik kebutuhan dunia apalagi kebutuhan akhirat. Anda luapkan kemauan itu dihadapan Allah dalam bentuk doa. Amin. Oleh karena itu kumpulkan koin doa mustajab itu dengan banyak membaca Al-Quran.
Dapat Anda bayangkan, jika ada orang yang dalam kurun waktu satu tahun, tiada hari tanpa baca Al-Quran alias rutin. Berapa koin doa musjatajabnya yang terkumpulkan? Doa mustajab tak harus berupa harta keduniaan. Ada yang lebih berharga dari itu, misalkan ketentraman & keteduahan jiwa. Bagaimana? Bahkan jika ada yang sudah sejak puluhan tahun tak henti-hentinya membaca Al-Quran? Wajar jika mereka menjadi hamba Allah yang selain teduh dan meneduhkan yang lain, juga seorang yang berderajat istimewa dimata Allah. Tidak mau kah kita menikmati hal yang sama?

Sungguh Betapa Leganya

~ BETAPA LEGANYA jika kita berbuat salah pada teman, kita sudah gemetar saat hendak bertemu dia, tapi dia malah memaafkan kita, dia tidak memperhitungkan kesalahan kita bahkan dia menghitung kita baik. ah BETAPA LEGANYA

~ BETAPA LEGANYA jika kita berbuat dosa pada orang tua, kita sudah takut bukan main ketika hendak menghadap beliau, TAPI beliau malah memaafkan kita, beliau bahkan memperhitungkan kita dengan penilaian yang baik. ah BETAPA LEGANYA

~ Hmmm jika begitu saja sudaH lega. bagaimana dg yang ini

~ BETAPA LEGANYA, kita yang mengArungi kehidupan dunia ini berlumur dosa, bergunung khilaf, berpenuh salah dan keliru. gematar rasanya dihari perhitungan amal dihadapan Allah.TAPI bagaimana perasaan kita? jika dihari sakral itu ternyata Allah menjaga kita dari buruknya perhitungan amal? alias kita dinilaiNya baik? aaaaah SUNGGUH BETAPA LEGANYA

~Barang siapa membaca Al-Quran kemudian mengamalkan yang ia baca maka Allah menjaga ia dari buruknya perhitungan amal/su'ul hisab (HR. Thabrani)

~sekali lagi AH BETAPA LEGANYA jika ramadan ini kita membaca Al-Quran lalu sdikit dmi sdikit mengamalkan apa yang kita baca. niscayA BETAPA LEGANYA akan kita rasa dihari perhintungan amal. ah BETAPA LEGANYA

AL-QUR'AN LEBIH DICINTAI

Apakah engkau mencintai orang tuamu? apakah engkau mencitai ibu bapak dan keluargamu? apakah engkau mencitai karirmu? apakah engkau mencitai kesehatan? apakah engkau mencintai hak milikmu? apakah mencatai teman? apakah engkau mencitai orang-orang shalih? apakah engaku mencintai rasul? apakah engkau mencintai pangkat? apakah engakau mencintai pacar? apakah engkau mencintai istri atau suami? apakah engkau mencitai apapun isi dunia ini yang indah untuk kau cintai ini? bumi langit dengan segala keindahannya ini? dan apakah engaku mencintai Sang pencipta semua ini? ketahuilah bahwa Pencipta smua ini lebih mencintai AL-QURAN dibanding seluruh isi bumi dan langit ini. AL-QURAN LEBIH DICINTAI ALLAH DARI PADA SELURUH ISI BUMI-LANGIT. (HR. Al-Darimi)
kini, kau pasti mencintai Al-Quran bukan? buka ia dan bacalah hari ini. yuk,

Tidak sampai berdoa aja udah diberi lebih. MAU?????????

"Barang siapa yang disibukkan oleh Al-Quran sehingga ia tidak (sempat) memohon kepada-Ku, maka Aku beri dia sesuatu yang lebih utama dari apa yang Aku berikan kepada hamba-hambaku lain yang memohon-mohon kepada-Ku"
Demikian bunyi sebuah hadist qudsi riwayat Tirmidzi. Subhanallah tak meminta pun tetap diberi, bahkan jauh lebih utama dari apa-apa yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya lain yang sampai memohon-mohon. Siapa pun tentu mau bukan? Banyak orang yang meminta mobil mewah, rumah mewah, jabatan tinggi, vinansial yang berlebih dan sebagainya. Tapi bagi orang yang tersibukkan oleh Al-Quran, tak meminta itu semua pun pasti diberi, bahkan hal yang lebih utama. Apa itu? Selamat dari api neraka atau diampuni dosa-dosa kita, misalkan. Bukankah ini lebih utama, karena jauh lebih kita butuhkan? Ingat saat berjuta manusia digiring dipadang mahsyar. Banyak orang sudah menjadi berwajah hewan, ada orang yang justru harta dunianya menyeret dia ke jurang yang curam. Ada orang yang merangkak, kepanasan, menjerit, minta tolong. Dan masih banyak lagi prihal manusia saat itu. Tiba-tiba tanpa kita minta, Al-Quran yang ketika didunia menyita waktu kita itu, datang sebagai makhluk Allah yang membela kita agar kita tidak tersentuh api neraka. Bukankah Muhammad SAW yang tidak pernah berbohong itu pernah berkata: Al-Quran akan menjadi syafaat bagi siapapun yang memilikinya/membacanya? Oleh karena itu ditengah-tengah banyaknya aktivitas tetaplah luangkan waktu Anda dengan penuh keikhlasan untuk membaca Al-Quran.
Semoga kita masuk dalam golongan orang 'baik' versi ALLAH, yakni yang menebar kemanfaatan kapada sesama.

Barang siapa membaca Al-Quran maka baginya doa mustajab (HR. Baihaqi)

Barang siapa membaca Al-Quran maka baginya doa mustajab  (HR. Baihaqi)
Begitu kata Muhammad saw yang tidak pernah sedikit pun membual janji. Visualisasikan doa mustajab berupa koin. Sehigga semakin banyak Anda membaca kalimat-kalimat Allah semakin banyak pula koin doa mustajab yang Anda miliki. Dan semakin banyak Anda mengoleksi, tentu tiap doa Anda semakin dekat dengan keterkabulan . Subhanallah. Yakinkan diri Anda untuk terus mengulang-ulang bacaan maka Anda pasti punya nilai tambah dimata Allah. Apalagi Anda yang sedang punya hajat atau kemauan dihadapan Allah, samakin Anda banyak membaca Al-Quran, samakin doa atau kemauan Anda akan terkabul. Apapun itu, baik kebutuhan dunia apalagi kebutuhan akhirat. Anda luapkan kemauan itu dihadapan Allah dalam bentuk doa. Amin. Oleh karena itu kumpulkan koin doa mustajab itu dengan banyak membaca Al-Quran.
Dapat Anda bayangkan, jika ada orang yang dalam kurun waktu satu tahun, tiada hari tanpa baca Al-Quran. Berapa koin doa musjatajabnya yang terkumpulkan? Doa mustajab tak harus berupa harta keduniaan. Ada yang lebih berharga dari itu, misalkan ketentraman & keteduahan jiwa. Bagaimana bahkan jika ada yang sudah sejak puluhan tahun tak henti-hentinya membaca Al-Quran? Wajar jika mereka menjadi hamba Allah yang selain  teduh-meneduhkan juga seorang yang berderajat itimewa dimata Allah. Tidak mau kah Anda menikmati hal yang sama? Untuk memulai tentu dari sekarang. Jika membaca Al-Qurannya saja belum bisa? Ya belajar, sekarang dengan samangat. Mari!

Sebaik-baik diantara kalian adalah ....???

Sebaik-baik diantara kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya. (Mutafaq alaih)
Demikian ucap utusan Allah. Dikehidupan dunia ini banyak orang beranggapan; menjadi orang baik itu tidak mudah. Namun -menurut Muhammad SAW yang pasti tepat ucapannya itu- menjadi orang baik, bahkan orang baik versi Allah. Bukan 'orang baik' versi majalah A atau B, adalah dengan mempelajari dan mangajarkan Al-Quran. Apapun yang  menimpa diri kita, tak perlu risau selagi kita tidak lepas dari belajar-mengajar Al-Quran. Dimata Allah yang Maha Baik, kita tetap menjadi hamba yang baik.
Logika praktisnya; orang yang belajar-mengajar Al-Quran tentu dapat berarti, lisannya terbiasa basah oleh ayat-ayat Allah. Jika istiqamah/konsisten, boleh jadi kebiasaan ini terbawa hingga nafas terakhirnya. Hingga saat nyawa ada ditenggorokan, lisannya tetap dihiasi ayat-ayat Allah. Tepatnya, derajat khusnul khatimah ia peroleh. Maka mungkin inilah salah satu yang dimaksud orang -bernasib- baik versi Allah.  Ditengah kemelut kehidupan dan gemerlapnya dunia yang melalaikan ini. Jika dipikir-pikir dengan sangat mendalam, kita mau cari apa sih didunia ini, selain mati dalam ridho Allah / khusnul khatimah? Karenanya sekarang; Bismillah sungguh  pelajari Al-Quran. Mari!
By: Ust. Riyadh Ahmad.